Assalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…
Selamat datang di Amanah Sharia – Financial Planning in Islamic Way
Selamat Datang
Posted in Hello World
Private: Seberapa Sehat Keuangan Anda?
Mengetahui kondisi keuangan pribadi atau keluarga sangat diperlukan sebelum membuat perencanaan keuangan keluarga. Dengan mengetahui kondisi keuangan saat ini maka tujuan akhir keuangan dapat dicapai melalui langkah yang lebih tepat dan akurat.
Setiap tahun, umat muslim wajib untuk melakukannya. Dalam pemeriksaan kesehatan keuangan ini, ada 2 hal yang harus dilakukan yaitu membuat neraca keuangan keluarga dan membuat catatan arus kas. Neraca keuangan digunakan untuk melihat berapa besar kekayaan bersih kita, sedangkan catatan arus kas akan memudahkan kita untuk melihat kembali apakah kita sudah membelanjakan uang dengan bijak? Mari kita telaah apa perlunya pemeriksaan kesehatan keuangan keluarga ini.
Siapkah Untuk Berinvestasi
Dalam perencanaan keuangan syariah, investasi bukanlah langkah pertama atau kedua. Urutan melakukan investasi ada dibagianbelakang. Hal ini menunjukkan bahwa, sebelum berinvestasi, Anda perlu menata dan mengelola keuangan Anda terlebih dahulu. Setelah itu barulah melakukan investasi.
Saya perlu mengingatkan ini, karena tulisan saya tentang kebun emas, tampaknya sudah mendorong semangat beberapa teman untuk coba-coba berinvestasi. Padahal investasi bukan hanya coba-coba, tapi perlu perlu pemikiran yang memadai terlebih dahulu. Hal ini perlu saya sampaikan karena investasi selalu mengandung RISIKO. Selain itu, dana yang dipakai untuk investasi, sebaiknya juga merupakan dana investasi. Sangat tidak dianjurkan untuk berinvestasi menggunakan dana kebutuhan sehari-hari.
Berkebun Emas
Sudah hampir 6 bulan saya belum upload tulisan lagi di blog ini. Alhamdulillah, hari ini saya ingin berbagi tulisan dengan teman-teman yang terus mendorong saya untuk sharing tentang investas berkebun emas, yang sedang booming saat ini. Rata-rata Pertanyaannya sama yaitu apa sih kebun emas itu? Dan halal-kah investasi berkebun emas?
Sejujurnya, saya agak takut menjawab pertanyaan tentang halalkah investasi berkebun emas. Namun untuk informasi saja, salah satu bank syariah, telah menjadi sponsor dari investasi kebun emas ini, sehingga saya berprasangka baik bahwa DPS yang ada di Bank syariah tersebut tentunya telah mengkaji dan menyatakan bahwa investasi ini halal. (DPS = Dewan Pengawas Syariah)
Warisan, Perlukah Direncanakan?
Beberapa waktu yang lalu, ada seorang laki-laki yang meninggal 3 tahun setelah memasuki masa pensiun dari sebuah lembaga pemerintah, karena sakit kanker hati. Sebelum pensiun lelaki itu adalah seorang Direktur disebuah Lembaga Pemerintah tersebut, sehingga hidupnya sangat berkecukupan. Sayangnya, ia meninggal hanya 6 bulan setelah vonis kanker hati, dengan kondisi yang mengenaskan karena ia tidak mendapat perawatan yang memadai secara medis. Almarhum meninggal dirumahnya. Keluarganya enggan membawanya ketempat perawatan alternative, dengan alasan keuangan, karena perawatan alternatif pun membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sungguh mengenaskan. Continue reading
Posted in Perencanaan Keuangan Syariah
Tagged perencana keuangan syariah, warisan, wasiat
Besar Tiang dari Pada Pasak
Saya salah ketik dengan menuliskan judul diatas ? Tidak, Judul tulisan ini memang demikian. Kita mengenal suatu peribahasa yang berbunyi “ Besar pasak daripada tiang” untuk menggambarkan orang yang membelanjakan uangnya melebihi penghasilannya. Nah, judul tulisan ini adalah “ Besar tiang dari pada pasak” artinya penghasilan melebihi uang yang dibelanjakan. Ini merupakan syarat utama dan terpenting untuk melakukan perencanaan keuangan.
Segera Lunasi Hutang
Artikel ini rencananya akan saya upload bulan depan, namun saya mengubah rencana saya untuk mendahulukan artikel tentang hutang. Saya seperti diingatkan untuk segera berbagi artikel tentang hutang ini ketika minggu lalu mendengar cerita teman yang sembuh dari masa krisis karena sakit. Dalam keadaan koma, dia ditanya oleh seseorang apakah sudah melunasi semua hutang-hutangnya?
Perencanaan Keuangan Syariah VS Perencanaan Keuangan Konvensional
Apa yang dimaksud dengan Perencana Keuangan Syariah? Apa pula bedanya dengan Perencana keuangan yang konvensional?
Pertanyaan diatas kerapkali ditanyakan kepada saya, jika saya mulai membicarakan perencanaan keuangan syariah. Apa Perencana Keuangan syariah cuma ikut-ikutan ditempeli kata syariah dibelakangnya hingga mencerminkan sesuatu yang kelihatannya berbeda dengan perencana keuangan biasa?
Bagaimana Cara Melakukan Perencanaan Keuangan?
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menjalankan financial check up. Seperti juga kesehatan, maka kita perlu mengetahui berapa banyak sih harta yang kita miliki? Sebenarnya sebagai seorang muslim sudah tentu hal ini harus dilakukan setiap tahun. Karena setiap muslim wajib hukumnya untuk membayar zakat harta. Ingat ya, zakat harta, bukan cuma zakat penghasilan.
Kembali ke aktivitas perencanaan keuangan, tahap berikutnya adalah menetapkan tujuan keuangan. Tujuan ini sangat vital, karena tanpa tujuan yang jelas, akan sulit bagi kita untuk melakukan perencanaan. Tujuan keuangan yang dimaksud adalah keinginan-keinginan yang harus dibiayai. Misalnya, ingin berlibur, ingin menyekolahkan anak, ingin pension sejahtera dll. Kemudian berikutnya kita harus membuat rencana keuangannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Rencana ini harus jelas dan lengkap.
Posted in Perencanaan keuangan
Perencana Keuangan
Berapa banyak dari kita yang paham apa perencana keuangan itu? Waktu saya cerita keteman-teman kalau saya ingin mengikuti pendidikan perencana keuangan, mereka banyak yang berpikir saya mau jadi agen asuransi. Pikiran ini tidak salah, karena kalau kita googling perencana keuangan, maka yang keluar adalah iklan agen asuransi. Para agen asuransi memang menamakan diri mereka adalah perencana keuangan. Pertanyaannya kemudian adalah, perencanaan keuangan untuk siapa? untuk klien atau untuk agen sendiri? Karena, pada umumnya agen akan berusaha menjual produk asuransi yang ujung-ujungnya menambah komisi bagi agen itu sendiri.
Asal Mula
Setiap saya browsing di internet, saya banyak menerima tawaran untuk mendapatkan rahasia atau tip serta petunjuk untuk menjadi kaya secara mudah dan cepat. Tawaran tersebut menjanjikan kekayaan puluhan juta hanya dalam waktu beberapa minggu, tanpa bekerja. Secara logika, tawaran seperti itu tidak masuk akal. Bagaimana mungkin bermodalkan uang sebesar 80 ribu rupiah kita bisa mendapatkan kekayaan tanpa harus bekerja dan hanya menunggu mendapat kiriman uang lewat transfer dari orang lain (baca : korban lain)